BBM

Cadangan BBM Nasional Aman, Bahlil Pastikan Aceh Terlayani

Cadangan BBM Nasional Aman, Bahlil Pastikan Aceh Terlayani
Cadangan BBM Nasional Aman, Bahlil Pastikan Aceh Terlayani

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melakukan kunjungan ke Integrated Terminal Jakarta untuk memastikan ketersediaan BBM pascabencana Aceh.

Kunjungan ini dihadiri Direksi PT Pertamina (Persero) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas).

Bahlil menegaskan cadangan BBM nasional sudah di atas standar minimum, rata-rata sekitar 20 hari, melebihi batas minimal 17-18 hari dan mendekati batas maksimal 21 hari.

Pasokan BBM ke Wilayah Terdampak Bencana

Bahlil menekankan, pasokan berbagai jenis BBM seperti solar, bensin RON 90 (Pertalite), hingga RON 95 (Pertamax Turbo) mencukupi kebutuhan nasional, termasuk daerah terdampak bencana di Aceh.

"Khusus untuk saudara-saudara kita yang di Aceh, alhamdulillah kita ikuti terus perkembangan.

Yang selama ini kita drop BBM pakai helikopter, pakai pesawat, termasuk LPG, untuk beberapa hari terakhir, 3-4 hari terakhir, perlahan-lahan sudah bisa kita masuk dengan mobil tanki," kata Bahlil.

Operasional SPBU Mulai Pulih

Bahlil menyampaikan, pompa-pompa bensin sudah banyak berfungsi, meningkat dari 4 pompa menjadi 7 pompa di beberapa ruas jalan yang sebelumnya terisolasi.

Pertamina bahkan diminta membuka SPBU 24 jam untuk melayani masyarakat secara penuh.

"Sekarang alhamdulillah sudah bisa masuk, termasuk yang di Tamiang, ada 7 pompa bensin, yang selama ini berjalan 4, lalu 3 enggak jalan, tapi sekarang perlahan-lahan sudah jalan.

Bahkan di Tamiang kami minta kepada Pertamina untuk membuka 24 jam," ungkap Bahlil.

Kebijakan 24 jam ini tidak hanya berlaku di Aceh Tamiang, tetapi juga di tiga kabupaten lain yang sebelumnya terisolir akibat bencana.

Bahlil menambahkan, begitu akses jalan memungkinkan mobilisasi BBM dengan mobil tangki, pemerintah langsung meminta Pertamina memastikan operasional SPBU berjalan penuh.

"Seperti ketika saya datang ke Tapteng (Tapanuli Tengah) sama Sibolga.

Untuk daerah-daerah yang baru terbuka isolasinya, begitu jalannya sudah bisa dimasuki dan BBM bisa dimobilisasi, saya minta SPBU-nya dibuka 24 jam supaya seluruh kebutuhan masyarakat bisa terlayani dengan baik," ujar Bahlil.

Fokus pada Distribusi dan Listrik Darurat

Menurut Bahlil, persoalan utama pascabencana bukan pada ketersediaan stok nasional, melainkan pada distribusi.

Stok BBM nasional tetap disiapkan dalam jumlah normal seperti sebelum bencana, meskipun permintaan sempat menurun akibat terbatasnya mobilitas masyarakat.

"Karena ada beberapa daerah yang memang infrastruktur kita lagi belum pulih, pasti demand-nya menurun, tetapi kita memberikan stok nasional itu sama dengan waktu normal.

Masalahnya adalah distribusi, distribusi kita tidak lancar karena pembangunan infrastrukturnya belum normal seperti biasa, tetapi kami melakukan perlahan-lahan.

Kami tetap memaksimalkan sesuai dengan kondisi yang ada," jelas Bahlil.

Selain BBM, pemerintah juga memastikan pasokan energi untuk kebutuhan listrik darurat. Sebanyak 1.000 unit genset telah dikirimkan ke wilayah terdampak.

Pertamina Patra Niaga diminta memastikan pasokan BBM untuk operasional genset, terutama bagi warga yang masih tinggal di tenda pengungsian.

"Agar saudara-saudara kita yang ada di tenda-tenda, yang selama ini mungkin belum mendapatkan pelayanan listrik dengan baik, dapat kita pastikan untuk mendapatkan pelayanan listrik," tuturnya.

Saat ini, tercatat sekitar 35.000 rumah di wilayah terdampak bencana belum teraliri listrik.

Pemerintah menargetkan genset-genset tersebut dapat membantu pemulihan layanan listrik secara bertahap, meskipun beberapa daerah masih sulit dijangkau karena kondisi banjir.

"Jadi, kami tim dari ESDM, dari Pertamina, dari PLN selalu berusaha untuk melakukan kerja-kerja maksimal dengan tetap memperhatikan kondisi di lapangan yang ada," pungkas Bahlil.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index